EBuzz – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) resmi mendapat suntikan modal senilai Rp23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM). Keputusan strategis ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Penyertaan modal ini dilakukan melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD). Dari total nilai tersebut, sekitar Rp17,02 triliun disetorkan dalam bentuk modal tunai, sementara Rp6,65 triliun berasal dari konversi utang pinjaman pemegang saham.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan, menyebut langkah ini menjadi tonggak penting dalam pemulihan dan penguatan struktur keuangan perusahaan. Menurutnya, dukungan dari Danantara Asset Management sebagai bagian dari inisiatif pemerintah mencerminkan keyakinan terhadap arah strategis dan visi jangka panjang Garuda.
“Kami berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan penerbangan yang modern, tangguh, dan berkelas dunia,” ujar Glenny dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (13/11).
Glenny menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya memperkuat permodalan dan kinerja operasional, tetapi juga memastikan keberlanjutan pencatatan saham GIAA di Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Melalui langkah strategis ini, Garuda Indonesia optimistis dapat memperkuat daya saing di industri penerbangan nasional sekaligus mempercepat pemulihan kinerja pascapenataan restrukturisasi keuangan beberapa tahun terakhir,” paparnya.
Babak Baru Garuda Indonesia

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Oentoro, menambahkan bahwa momentum ini menjadi awal baru bagi perusahaan untuk mempercepat transformasi bisnis di seluruh lini.
“Dengan dukungan modal yang solid, kami akan fokus pada tata kelola operasional yang lebih efisien, optimalisasi jaringan penerbangan, serta peningkatan kualitas layanan yang berorientasi pada pengalaman pelanggan,” ungkap Thomas.
Dari total dana yang diperoleh, sekitar Rp8,7 triliun atau 37% akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja Garuda Indonesia, termasuk perawatan dan pemeliharaan pesawat. Sementara Rp14,9 triliun atau 63% akan dialokasikan bagi anak usaha Citilink Indonesia, terdiri atas Rp11,2 triliun untuk modal kerja dan Rp3,7 triliun untuk pembayaran kewajiban bahan bakar kepada Pertamina periode 2019–2021.
Penyertaan modal ini dilakukan melalui penerbitan 315,61 miliar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per lembar saham, sebagaimana telah disetujui dalam RUPSLB.

