GAPKI Waspadai Ancaman Tarif Resiprokal AS Terhadap Industri Sawit

EBuzz – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi ancaman kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap industri kelapa sawit di Indonesia.

Ketua GAPKI Sumsel Alex Sugiarto menjelaskan bahwa, kenaikan tarif ekspor ke AS akan memberikan tekanan signifikan pada produk kelapa sawit Indonesia. Kondisi ini berpotensi membuat produk sawit Indonesia menjadi kurang kompetitif di pasar global.

“Kebijakan ekspor AS ini berpotensi menurunkan volume ekspor dalam jangka pendek dan berdampak langsung pada pendapatan petani. Secara luas lagi pada pendapatan daerah,” ujarnya di Palembang, Senin (8/4/2025). (9/4).

Alex menambahkan bahwa kenaikan tarif tersebut akan secara langsung meningkatkan biaya operasional bagi para pelaku ekspor komoditas kelapa sawit dari Indonesia.

Menyikapi situasi ini, GAPKI Sumsel berharap agar pemerintah Indonesia segera mengambil langkah proaktif untuk melakukan negosiasi perdagangan dengan pihak AS. Tujuannya adalah untuk meminimalisir risiko dan dampak negatif dari tarif yang tinggi tersebut terhadap ekspor kelapa sawit.

“Negosiasi perdagangan dengan AS dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak tarif bagi produk ekspor Indonesia ke AS,” jelas Alex.

Menurutnya, langkah dan kebijakan strategis pemerintah dalam menanggapi keputusan yang diambil oleh mantan Presiden AS Donald Trump akan sangat mempengaruhi laju ekspor Crude Palm Oil (CPO) yang selama ini menjadi andalan Indonesia.

Lebih lanjut, Alex menyampaikan harapan agar pemerintah mempertimbangkan kebijakan insentif keuangan untuk membantu industri kelapa sawit mengatasi potensi peningkatan biaya dan penurunan volume permintaan akibat kenaikan tarif AS.

“GAPKI Sumsel berharap ada kebijakan insentif keuangan, seperti keringanan pajak ekspor, pungutan ekspor juga perlu dipertimbangkan oleh pemerintah, agar dapat membantu mengatasi peningkatan biaya dan pengurangan volume permintaan akibat dampak kenaikan tarif AS,” pungkasnya.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini