Emiten Sawit, PT Pulau Subur Tbk (PTPS) Catat Saham Perdana di BEI Hari Ini

Jakarta, EBuzz – Perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Pulau Subur Tbk (PTPS) mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) saham hingga 19,53 kali saat proses pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO).

“Tingginya antusias masyarakat untuk memiliki saham PT Pulau Subur Tbk tidak terlepas dari kondisi fundamental Perseroan yang positif di tengah tren peningkatan permintaan CPO, terlebih lagi valuasi PTSP terbilang sangat murah,” kata Direktur Utama PTPS, Felix Safei kepada media di Jakarta, Jumat (6/10).

Dia mengatakan, pada pelaksanaan IPO, emiten yang berada di bawah kendali konglomerasi Grup Sekawan ini menawarkan saham kepada publik sebanyak 450 juta lembar atau setara dengan 20,76 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Pada fase penawaran umum (offering) yang berlangsung pada 3-5 Oktober 2023, Perseroan membanderol harga Rp198 per saham.

Pada aksi korporasi ini, manajemen PTPS menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi Efek. Saat proses penawaran, permintaan publik untuk dapat mengoleksi saham PTPS mencapai 1,67 miliar lembar atau mencapai 370,67 persen dari total penawaran saham.

Lebih lanjut Felix mengungkapkan, capaian oversubscribed hingga 19,53 kali tersebut mencerminkan bahwa para pemodal memiliki minat yang tinggi terhadap saham PTPS. Dia berharap, antusias masyarakat juga bisa berlanjut di pasar sekunder, mengingat saham Perseroan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023.

Menariknya lagi, ungkap Felix, Perseroan juga menerbitkan 225 juta Waran Seri I sebagai bonus bagi para investor baru PTPS. Setiap pemegang dua saham baru, berhak memperoleh satu waran. Sementara itu, setiap satu waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham PTPS.

Felix menyebutkan, saham PTPS terbilang sangat menarik untuk dikoleksi, lantaran saat ini sedang terjadi booming CPO yang tercermin dari tren kenaikan harga sawit akibat berlanjutnya peningkatan permintaan global. Bahkan, faktor kebijakan pemerintah terkait penggunaan biodiesel menjadi B35 turut mendorong konsumsi domestik.

Dia menyatakan rencana pemerintah untuk membentuk bursa perdagangan CPO akan berdampak positif bagi industri kelapa sawit, sehingga mampu menciptakan katalis menguntungkan untuk perusahaan perkebunan kelapa sawit. Terbentuknya bursa CPO diharapkan bisa menjaga stabilitas harga di dalam negeri.

Dia meyakini, tren peningkatan nilai penjualan PTPS yang terjadi dari tahun ke tahun akan mengatrol laba bersih tahun berjalan di 2023 mencapai Rp29,11 miliar atau bertumbuh 5,2 persen (year-on year). Bahkan, jelas dia, kinerja keuangan Perseroan bakal bertumbuh secara berkelanjutan, mengingat dana IPO yang berhasil dihimpun mencapai Rp89,1 miliar akan dimanfaatkan untuk kegiatan yang bersifat produktif

Mengacu pada Prospektus PTPS, dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk belanja modal (capex) sebesar 50 persen, sedangkan sebesar 50 persen sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja. Sementara itu, dana yang diperoleh dari pelaksanaan Waran Seri I juga akan digunakan sebagai modal kerja.

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Tim Riset NH Korindo Sekuritas, saham IPO PTPS memiliki potential upside sebesar 16,9 persen yang mengacu pada laba bersih Tahun Buku 2022 sebesar Rp27,67 miliar dan ekuitas Rp54,02 miliar. Maka, target price saham PTPS berada pada level Rp231 per lembar jika bersandar pada harga IPO Rp198 per saham, sedangkan target price mencapai Rp240 apabila saat offering dibanderol Rp206 per saham.

Seperti diketahui, total ekuitas PTPS per 31 Desember 2022 tercatat Rp54,02 miliar, sedangkan laba bersih sebesar Rp27,67 miliar. Sehingga, return on equity (RoE) Perseroan mencapai 51,22 persen atau lebih baik dari peers raksasa seperti AALI, LSIP, SIMP, SMAR dan SSMS. Bahkan, jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan rata-rata RoE 21 perusahaan sektor kelapa sawit di BEI, yaitu 14,97persen.

Tim Riset NH Korindo Sekuritas menyebutkan, profitability PTPS yang sehat didukung oleh kinerja operasional yang efisien. Setidaknya, selama tiga tahun terakhir perseroan membukukan revenue yang konsisten bertumbuh, yakni pada 2021 melonjak 85,81 persen (y-o-y) dan pada 2022 meningkat 27,87 persen (y-o-y).

Sehingga, laba bersih meningkat signifikan di 2021 sebesar 5,48 persen dan pada 84,6 persen yang terbantu oleh meroketnya harga komoditas global pada Semester I-2022. Net profit margin (NPM) selama tiga tahun terakhir (2020-2022) tercatat solid di level double digit, yakni masing-masing 35,8 persen, 29,8 persen dan 43 persen.

spot_img

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini