Perseroan membukukan rugi bersih sebesar US$74,20 juta atau setara Rp1,20 triliun (kurs Jisdor Rp16.231 per dolar AS) sepanjang Januari–Juni 2025. Kerugian tersebut dipengaruhi penurunan EBITDA dan pencadangan piutang pada operasional Australia. EBITDA tercatat sebesar US$64 juta dengan margin 11%, turun dari 22% pada periode sama tahun lalu.
Pendapatan DOID juga terkoreksi 15% year-on-year (YoY) menjadi US$730 juta. Produksi batu bara tercatat 38 juta ton atau turun 10% YoY, sementara volume pemindahan lapisan penutup (overburden removal) mencapai 209 juta bcm, merosot 23% akibat cuaca ekstrem dan penghentian operasional pada awal tahun.
Meski demikian, DOID menunjukkan pemulihan kuat di kuartal II/2025. EBITDA melonjak lebih dari tiga kali lipat dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi US$50 juta. Pendapatan meningkat 8% menjadi US$378 juta, seiring kenaikan produksi batu bara 8% menjadi 20 juta ton. Perbaikan ini membuat rugi bersih kuartalan menyempit menjadi US$10 juta. Bahkan, perseroan berhasil mencatat profitabilitas bulanan pada Mei dan Juni 2025.
Direktur BUMA Internasional Grup, Iwan Fuad Salim, mengatakan perbaikan tersebut merupakan hasil disiplin operasional dan mitigasi dampak curah hujan.
“Kami berhasil meningkatkan reliabilitas serta memulihkan profitabilitas bulanan menjelang akhir kuartal. Disiplin operasional ini menjadi landasan kuat menjaga momentum ke depan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (1/10/2025).
Efisiensi perseroan tercermin dari penurunan biaya tenaga kerja per bcm hingga 42% dan biaya bahan bakar per bcm sebesar 17% sepanjang Januari–Agustus 2025. Biaya perawatan juga turun 13% berkat pemanfaatan teknologi pemantauan kondisi peralatan.
Dari sisi belanja modal, DOID mengalokasikan US$111 juta pada semester I/2025 atau naik 40% YoY. Dana tersebut dialokasikan US$53 juta untuk pengembangan lokasi baru dan US$58 juta untuk pemeliharaan.
Secara likuiditas, arus kas bebas DOID berbalik positif US$5 juta dari posisi negatif US$47 juta pada semester I-2024. Saldo kas tercatat solid di level US$221 juta.
Perseroan juga memperkuat diversifikasi bisnis. Pendapatan dari batu bara non-termal menyumbang 30% dari total pendapatan semester I-2025, meningkat dibandingkan 25% pada periode sama tahun lalu.
Dengan tren perbaikan di kuartal II, manajemen DOID optimistis dapat menjaga momentum pemulihan pada paruh kedua 2025, seiring fokus pada efisiensi, diversifikasi, dan penguatan arus kas.

