EBuzz – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) atau Superbank mencatatkan kinerja positif dan berkelanjutan hingga November 2025, ditopang oleh pertumbuhan operasional dan keuangan yang solid.
Capaian ini sekaligus memperkuat fondasi perseroan pasca resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di mana, bank digital yang didukung oleh Grab, Emtek, Singtel, KakaoBank, dan GXS tersebut membukukan laba sebelum pajak (PBT) sebesar Rp122,4 miliar hingga November 2025. Kinerja tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang konsisten, seiring meningkatnya aktivitas intermediasi.

Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, menyampaikan bahwa kinerja tersebut mencerminkan kekuatan fundamental serta arah pertumbuhan perseroan yang semakin solid. Menurutnya, peningkatan jumlah nasabah, aktivitas transaksi, serta kinerja keuangan yang berkelanjutan menunjukkan bahwa model bisnis Superbank semakin matang.
“Fokus kami tetap pada pembangunan layanan perbankan digital yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari, dijalankan secara prudent, serta didukung fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” ujar Tigor melalui keterangan tertulis, Minggu (21/12/2025). (22/12).
Tigor menambahkan, sejak peluncuran aplikasi digital pada Juni 2024, Superbank telah melayani lebih dari 5 juta nasabah. Tingginya adopsi ini turut tercermin dari rata-rata transaksi harian yang telah melampaui 1 juta transaksi per hari, dengan lonjakan lebih dari 40% pada kuartal III-2025 dibandingkan periode sebelumnya.
Superbank Masuk Kriteria KBMI 2

Sementara itu di sisi permodalan, Superbank juga mencatatkan penguatan signifikan. Pasca pencatatan saham perdana (IPO), perseroan telah memenuhi kriteria Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2 dengan modal inti yang kini melampaui Rp6 triliun.
”Struktur permodalan yang semakin kuat ini menjadi fondasi bagi Superbank untuk memperluas skala usaha dan mempercepat pertumbuhan berkelanjutan ke depan,” ucapnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per November 2025, pendapatan bunga bersih Superbank tercatat melonjak 165% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp1,4 triliun. Pertumbuhan ini sejalan dengan ekspansi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melesat 149% YoY menjadi Rp11,0 triliun, sementara penyaluran kredit meningkat 58% YoY menjadi Rp9,3 triliun.
Seiring dengan ekspansi bisnis tersebut, total aset Superbank juga tumbuh signifikan sebesar 69% YoY menjadi Rp18,0 triliun per akhir November 2025, mencerminkan penguatan skala bisnis dan daya saing perseroan di segmen perbankan digital.

