EBuzz – Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) Muhamad Akbar, menyatakan bahwa pihaknya tidak merasa gentar menghadapi fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan dinamika ekonomi global yang terjadi saat ini. Menurutnya, sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1970, Krakatau Steel telah melewati berbagai krisis ekonomi.
Akbar menjelaskan bahwa, fluktuasi dolar merupakan fenomena yang lazim terjadi di pasar global dan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para pelaku industri baja.
“Sehingga buat kami, Krakatau Steel, jujur saja sudah terlatih dengan kebijakan-kebijakan itu. Fluktuasi dolar yang kemarin sebelumnya, Rp10 ribu, Rp12 ribu, naik Rp14 ribu, Rp17 ribu, itu sudah biasa pelaku industri baja hadapi,” kata Akbar kepada wartawan di The Surosowan Restaurant, Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Terkait tarif impor baja sebesar 32% yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump, Akbar menilai bahwa kebijakan tersebut tidak akan serta merta meruntuhkan industri baja domestik. Ia menyebutkan bahwa kontribusi ekspor baja ke AS terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tidak lebih dari 18%.
Lebih lanjut, Akbar mengungkapkan bahwa Krakatau Steel telah memperluas jangkauan pasarnya ke berbagai negara lain. Langkah ini membuat emiten berkode saham KRAS tersebut tidak sepenuhnya bergantung pada ekspor ke pasar AS.
“Kita sudah ke manca negara lain, Afrika, India kita pernah ya, Pakistan kita pernah ekspor, sudah semuanya. Nah memang ini uncertainty global kan, prinsip saya kita mari fokus di depan mata. Tantangan saya bagaimana melakukan efisiensi yang masif, efisiensi di semua lini, inovasi,” jelasnya.