EBuzz-PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) tengah mematangkan rencana divestasi saham mayoritas kepada calon investor baru. Direktur Utama GPSO, Karnadi Margaka, menyampaikan bahwa pembicaraan tengah berlangsung, meski identitas calon investor belum dapat diungkap.
“Perseroan memiliki rencana divestasi dalam beberapa waktu ke depan. Adanya perencanaan pengambilalihan saham mayoritas dalam tiga bulan ke depan,” ujar Karnadi dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (3/10/2025).
Saat ini, Karnadi masih tercatat sebagai pemegang saham terbesar sekaligus ultimate beneficial owner (UBO) dengan kepemilikan 350 juta saham atau 52,49 persen per 29 September 2025.
Dalam pernyataan yang sama disebutkan bahwa Manajemen GPSO juga tidak mengetahui adanya aktivitas gadai saham (repo) oleh pemegang saham serta tidak pernah menerima dana yang bersumber dari aktivitas tersebut.
Perusahaan juga mengaku belum mengetahui faktor yang mendorong pergerakan harga saham.
Saham GPSO sempat melonjak pada 15 September 2025 menyusul kabar akuisisi, hingga akhirnya disuspensi sejak 26 September di level Rp880 per saham. Dalam setahun terakhir, saham emiten peralatan survei ini sudah naik hingga 692,79 persen.
PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) tengah berada dalam fase penting untuk memperkuat posisinya di industri. Perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa eksplorasi geoteknik, geofisika, hingga pemetaan topografi ini mencatatkan dinamika kinerja yang cukup fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan kondisi industri tambang yang juga mengalami tekanan akibat harga komoditas global.
Dalam laporan keuangan terakhirnya, GPSO mencatat adanya penurunan permintaan dari sejumlah klien besar, khususnya di sektor pertambangan mineral. Namun, manajemen menekankan bahwa kondisi tersebut bersifat sementara dan masih dalam proyeksi bisnis yang wajar.
GPSO juga telah mengambil langkah efisiensi operasional untuk menjaga profitabilitas, termasuk penyesuaian biaya proyek serta optimalisasi peralatan yang dimiliki.
Meski menghadapi tantangan jangka pendek, prospek jangka panjang GPSO masih cukup menjanjikan. Perusahaan melihat peluang besar dari ekspansi sektor hilirisasi tambang di Indonesia, terutama dengan meningkatnya kebutuhan data geoteknik dan geofisika untuk mendukung pembangunan fasilitas pengolahan mineral.
Selain itu, GPSO berencana memperluas pasar ke jasa konsultasi energi terbarukan dan konstruksi infrastruktur, dua sektor yang diprediksi terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan.
Dari sisi strategi, manajemen GPSO menegaskan akan lebih agresif dalam menggarap proyek-proyek pemerintah maupun BUMN, yang membutuhkan layanan survei dan pemetaan berskala besar. GPSO juga sedang mengkaji penggunaan teknologi berbasis digital seperti drone mapping dan pemodelan 3D untuk meningkatkan akurasi data sekaligus efisiensi waktu pengerjaan.

