EBuzz – Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi menggelar Grand Launching Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) untuk perdagangan Repurchase Agreement (Repo) serta Inaugurasi Penyerahan Izin Operasional Penyedia Electronic Trading Platform (ETP) Antarpasar.
Dua agenda besar ini menjadi sinyal kuat bahwa infrastruktur pasar surat utang dan pasar uang Indonesia tengah memasuki era baru yang lebih modern, likuid, dan terintegrasi.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan buah kolaborasi jangka panjang antara regulator, SRO, dan pelaku pasar. Menurutnya, langkah BEI ini kian solid setelah Bank Indonesia resmi memberikan Persetujuan Izin Operasional SPPA sebagai Penyedia ETP Antarpasar pada 28 November 2025.
“Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, SPPA menjadikan perdagangan Repo semakin inklusif, menghadirkan price discovery yang lebih baik, serta mengefisiensikan proses post-trade. SPPA berperan penting dalam pendalaman pasar surat utang dan pasar uang, meningkatkan likuiditas, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional,” ujar Iman. (1/12).
SPPA sebagai Pusat Ekosistem Perdagangan Surat Utang

Ia menambahkan bahwa BEI berambisi menjadikan SPPA sebagai pusat ekosistem perdagangan surat utang dan pasar uang di Indonesia, khususnya pasar sekunder.
“Kami siap menjadi sentral ekosistem utama transaksi surat utang dan pasar uang. Dengan transparansi dan likuiditas yang semakin baik, pasar keuangan Indonesia akan menjadi lebih atraktif dan berdaya saing,” tuturnya.
Lebih lanjut Iman menegaskan, sejak dikenalkan pada Maret 2025, fitur Repo di SPPA langsung menunjukkan geliat kuat. Hingga November 2025, transaksi Repo telah mencapai Rp642,1 triliun, dengan rerata perdagangan harian Rp3,4 triliun dan pangsa pasar interdealer mencapai 28%. Bahkan pada 27 November 2025, nilai transaksi Repo menembus rekor tertinggi Rp23,3 triliun.
”Saat ini terdapat 39 Pengguna Jasa SPPA, di mana 14 di antaranya telah aktif memanfaatkan fitur Repo mayoritas berasal dari bank umum dan bank pembangunan daerah. Momentum ini diperkirakan akan menarik lebih banyak pelaku pasar dalam waktu dekat,” sambung Iman.
SPPA kini memegang peran sentral sebagai penyelenggara perdagangan pasar sekunder untuk instrumen surat utang dan pasar uang, menghadirkan transparansi harga maupun efisiensi transaksi yang sebelumnya menjadi tantangan di pasar konvensional.

