EBuzz – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menegaskan komitmennya sebagai penggerak utama transisi energi bersih di Indonesia.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyatakan bahwa arah kebijakan pemerintah menuju kemandirian energi nasional menjadi motivasi kuat bagi perseroan untuk terus memperluas pengelolaan sumber daya panas bumi di berbagai wilayah Indonesia.
“PGE adalah tulang punggung transisi energi Indonesia. Dengan potensi panas bumi sebesar 24 gigawatt atau sekitar 40 persen dari cadangan dunia, kami memiliki mandat besar untuk menjadikannya kekuatan nyata bagi bangsa. Energi bersih harus menjadi fondasi kedaulatan dan masa depan hijau Indonesia,” ujar Julfi dalam keterangan resminya, Jumat (17/10/2025). (20/10).
PGEO Gencar Bangun PLTP

Menurut Julfi, selama setahun terakhir, PGEO mencatat sejumlah pencapaian strategis. Salah satunya adalah beroperasinya PLTP Lumut Balai Unit 2 (55 MW) di Muara Enim, Sumatera Selatan, yang menjadi simbol kemajuan teknologi ramah lingkungan di industri panas bumi nasional.
“Dengan langkah-langkah strategis tersebut, PGE semakin memantapkan posisinya sebagai perusahaan energi hijau berkelas dunia yang menjadi bagian penting dari agenda nasional mewujudkan kedaulatan energi dan masa depan Indonesia yang berkelanjutan,” tegasnya.
Selain itu, perseroan juga telah memulai pembangunan PLTP Gunung Tiga (55 MW) di Ulubelu, Lampung, pada Agustus 2025. Proyek tersebut diharapkan memperkuat sistem kelistrikan Sumatera sekaligus mendukung target PGE untuk mencapai 1 gigawatt (GW) kapasitas terpasang mandiri dalam 2–3 tahun ke depan, serta 1,8 GW pada tahun 2033.
“PGEO juga memperluas inovasi energi hijau melalui pengembangan hidrogen hijau (green hydrogen) lewat proyek percontohan Green Hydrogen Ulubelu. Inisiatif ini menjadi langkah awal membangun rantai nilai industri rendah karbon menuju Net Zero Emission 2060,” pungkas Julfi.
Hingga kini, manajemen PGEO mengelola total kapasitas panas bumi sebesar 1.932 MW, terdiri atas 727 MW yang dioperasikan langsung oleh PGE dan 1.205 MW melalui skema Joint Operation Contract (JOC) bersama mitra strategis. Energi bersih tersebut mampu menyuplai listrik bagi lebih dari dua juta rumah tangga dan berpotensi menurunkan emisi karbon hingga 10 juta ton CO₂ per tahun.

