EBuzz – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) telah merevisi nominal belanja modal pada 2024 menjadi Rp17 miliar. Sebelumnya, entitas anak usaha Pelindo ini mengalokasikan dana belanja modal di tahun 2024 sebesar Rp 57 miliar.
Direktur Operasi dan Teknik PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk Bagus Dwipoyono menyampaikan bahwa, pemangkasan dana belanja modal di tahun ini dikarenakan perseroan telah memiliki rencana untuk melakukan pembangunan gedung parkir yang mana nilai investasinya mencapai ratusan miliar.
Namun sayangnya, rencana pembangunan gedung parkir tersebut tidak jadi direalisasikan di tahun ini dikarenakan proyek tersebut masih dalam proses persiapan, tepatnya masalah perizinan terkait studi analisis dampak lingkungan (AMDAL).
“Dari rencana belanja modal awal [Rp57 miliar], Rp40 miliar itu untuk pembangunan gedung parkir yang baru, yang belum dapat kami lakukan tahun ini. Kemungkinan akan bisa diserap pada 2024,” kata Bagus saat ditemui di Kantor IPCC cabang Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara. (31/7).
Bagus melanjutkan, untuk pembangunan gedung parkir tahap I perseroan akan mendirikan gedung tiga lantai dengan luas mencapai 8.400 meter persegi, dimana nilai investasinya sebesar Rp 96 miliar. Sedangkan, untuk tahap II akan mulai dilakukan pada akhir tahun 2026.
“Setelah tahap kedua selesai, maka kapasitas parkir gedung itu akan melonjak jadi 2.400 slot dengan total luas 4,4 hektare. Biaya investasi tahap ultimate sekitar Rp445 miliar. Itu kemungkinan akan dibangun di 2026 akhir atau awal 2027,” kata Bagus lagi.
Sementara itu, hingga semester I-2024 IPCC mampu mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar Rp.80,69 Miliar dari sebelumnya Rp.78,91 miliar. Pencapaian ini ditopang oleh peningkatan arus cargo alat berat sebesar 44,23% (YoY) serta cargo truck and bus sebesar 21,82% (YoY) di Terminal Satelit walaupun terjadi penurunan untuk CBU sebesar 1,25% (YoY) secara konsolidasi, dimana proporsi terbesar adalah Terminal Satelit sebesar 40,94%, Terminal Internasional 40,74% dan Terminal Domestik sebesar 18,32%.
Pelayanan jasa terminal sebagai layanan utama masih menjadi primadona sebagai pencetak pundi-pundi keuangan IPCC dengan kenaikan 1,44% menjadi Rp 340,96 miliar (YoY) hingga Juni 2024. Kemudian diikuti dengan pendapatan dari layanan PDC berupa pengusahaan tanah dan bangunan yang meningkat sebesar 45,23% dari Rp 5,8 miliar menjadi Rp 8,5 miliar.