Jakarta, EBuzz – Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memprediksi pertumbuhan retail disaat bulan Ramadan dan jelang Lebaran akan tumbuh sebesar 3,8 persen. Pertumbuhan tersebut bisa tercapai jika pemerintah bisa menjaga kebijakan dari sisi fiskal dan moneter.
Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey menjelaskan bahwa, ada tiga faktor utama yang membuat para pelaku usaha retail optimistis industri retail di momentum Ramadan bisa mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan bulan Ramadan tahun kemarin.
Pertama, terjaganya tingkat inflasi oleh pemerintah dan harus dapat dipertahankan hingga akhir tahun ini. Kemudian kedua, berakhirnya pesta demokrasi Pemilu diharapkan dapat memberikan kepastian bagi dunia usaha dan mendongkrak daya beli masyarakat dan terakhir indeks kepercayaan konsumen yang menunjukan angka yang dinamis menjadi faktor meningkatnya retail di tahun 2024.
“Tentunya dengan beberapa point tadi fiskal dan moneter yang harus dijaga, dan adanya tambahan kontribusi tahun ini minimal 5,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi, dan untuk retail 3,8 persen dibanding tahun 2023”, ujarnya melalui keterangan tertulis. (25/3).
Roy menambahkan, jelang libur Lebaran pemerintah diminta untuk dapat menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok. Hal tersebut dikarenakan agar tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Semoga juga tentunya mengenai bahan pokok, Pemerintah dapat menjaga kestabilan harga. Kata kuncinya tidak lepas dari improvisasi dalam mengandalkan produktivitas dalam negeri, sehingga ketersediaan bahan pokoknya ini menjadi dasar untuk punya di 2024 ini terlaksana ekonomi bagus”, tambahnya.
Aprindo berharap momentum Ramadan dan Lebaran di tahun 2024 bisa menjadi titik balik meningkatnya industri retail di Indonesia. Apalagi, sebentar lagi masa pemerintah era Presiden Joko Widodo akan segera berakhir dan bakal ada transisi pemerintah untuk menjaga kestabilan politik serta ekonomi dalam negeri.