EBuzz – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut penyebab anjloknya nilai tukar rupiah yang saat ini menembus ke level Rp 16.394 per dollar Amerika Serikat (AS) dikarenakan adanya sentiment dari pasar keuangan global, dimana suku bunga The Fed yang dipastikan tidak akan turun seperti yang diharapkan pelaku pasar yakni sebanyak lima kali di sepanjang tahun ini.
Merespon hal tersebut, Ketua AEKI NTT Handrinus Yovin Karwayu menjelaskan bahwa dengan terdepresiasinya nilai tukar saat ini bisa menjadi peluang bagi pelaku usaha eksportir kopi. Meski demikian, Yovin menilai kendala yang dihadapi pelaku usaha yakni hasil panen mengalami keterlambatan sehingga produksi kopi yang dihasilkan tidak terlalu banyak.
“Peluang pelaku usaha untuk mendapatkan untung dari terdepresiasinya nilai tukar saat ini tuh terbuka lebar. Kalau hal ini berlangsung hingga bulan Agustus nanti, para pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan walaupun di satu sisi pelaku usaha tidak ingin nilai tukar tergerus terus”, jelas Yovin. (1/7).
Yovin menambahkan, saat ini untuk pangsa pasar ekspor kopi dari NTT terbesar ke beberapa negara seperti Jepang dan Amerika Serikat. Menurutnya, kedua negara akan terus dijaga pangsa pasarnya agar ke depan nilai ekspor kopi bisa terus mengalami peningkatan.
“Kalau untuk ekspor kopi di Jepang misalnya, biasanya pelaku usaha bisa mengekspor kopi dari Flores sebanyak 20 ton atau sebesar Rp 2 miliar”, pungkasnya.
Ke depan, AEKI akan bekerja sama dengan pemerintah daerah supaya tantangan yang dihadapi pelaku usaha saat ini berupa biaya logistik yang sangat mahal bisa teratasi. Sebab, dengan mahalnya biaya logistik dapat menganggu produktivitas pelaku usaha.
“PR yang dihadapi pelaku eksportir saat ini yakni bagaimana agar pemerintah bisa menekan biaya logistik. Pasalnya, setiap ingin melakukan eksport ke negara tertentu harus melalui Surabaya terlebih dahulu dan itu sangat mengganggu cost operasional pengusaha”, tutup Yovin.