WIKA Temukan Jurus Ampuh untuk Bereskan Utang Triliunan Rupiah

EBuzz – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) terus memperkuat fondasi keuangan perusahaan melalui penerapan strategi transformasi berbasis delapan substream penyehatan. Sejak diluncurkan pada 2023, strategi ini telah menunjukkan hasil nyata, termasuk penurunan signifikan utang usaha dan utang berbunga.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW) dalam keterangannya menyampaikan bahwa, salah satu pencapaian kunci adalah finalisasi restrukturisasi keuangan pada 28 Februari 2024. Dalam implementasinya, WIKA telah membayar pokok obligasi sukuk dan kewajiban kepada kreditur perbankan senilai total Rp5,60 triliun sepanjang kuartal II-2024 hingga kuartal II-2025.

Menurutnya, seluruh pembayaran tersebut dilakukan dengan menggunakan dana internal dari kas operasional perusahaan mencerminkan disiplin dan kemandirian dalam pengelolaan keuangan. Langkah ini menjadi bukti keseriusan kami dalam menurunkan tingkat utang dan memperkuat posisi likuiditas.

“Penerapan 8 substream ini adalah fondasi penting dalam proses transformasi menyeluruh yang kami jalankan. Prioritas kami adalah menciptakan struktur keuangan yang sehat dan kinerja operasional yang tetap optimal, meski tantangan sektor konstruksi terus meningkat,” ujar Agung BW. (4/8).

Agung BW menambahkan, sebagai bagian dari reformasi, sejak 2023 WIKA juga menghentikan penggunaan skema pinjaman talangan supplier yang sebelumnya menjadi salah satu tumpuan pendanaan proyek. Kebijakan ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menyelesaikan proyek berbasis termin pembayaran tanpa membebani neraca dengan kewajiban jangka pendek.

“Hasilnya, utang usaha kepada mitra kerja turun Rp660 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,” imbuhnya.

WIKA Pastikan Selektif Pilih Kontrak Proyek

Tak hanya itu, percepatan penagihan piutang juga menjadi fokus utama. Dengan membentuk Divisi Asset Management dan mengintensifkan litigasi serta mediasi, WIKA berhasil menurunkan piutang usaha hingga Rp1,33 triliun sepanjang periode yang sama.

“Ini memberikan dampak langsung pada perbaikan arus kas dan mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan eksternal,” tegas Agung BW.

Sementara itu, pada aspek seleksi proyek, WIKA kini lebih selektif dalam memilih kontrak baru berbasis sistem pembayaran progres bulanan atau monthly progress payment. Saat ini, 96% dari seluruh kontrak berjalan WIKA telah menggunakan skema tersebut naik drastis dari hanya 35,5% pada 2019. Langkah ini berhasil menstabilkan arus kas dan mencegah lonjakan utang ke pemasok dan pihak ketiga.

Sedangkan dari sisi operasional, perusahaan juga menjalankan berbagai efisiensi melalui digitalisasi dan lean construction, termasuk penerapan ERP, transformasi proses bisnis, hingga kebijakan Negative Employee Growth. Strategi ini telah memangkas beban operasional hingga Rp18 miliar per bulan.

“Dengan berbagai inisiatif yang telah dijalankan dan dukungan pemangku kepentingan, WIKA optimistis transformasi keuangan akan membawa perusahaan pada kondisi yang lebih stabil dan berkelanjutan dalam jangka panjang,” tutupnya.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini