EBuzz – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai kesiapan peluncuran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor perumahan, yang untuk pertama kalinya akan diterapkan di Indonesia.
Dalam keterangannya, Maruarar atau yang akrab disapa Ara menyebut bahwa skema KUR Perumahan sudah siap dari sisi pasokan dan permintaan.
“Saya melaporkan persiapan KUR perumahan, karena pertama kali di Indonesia ada Kredit Usaha Rakyat untuk perumahan,” ujar Ara, Rabu (30/7/2025). (31/7).
Ara menjelaskan, dari sisi pasokan, KUR Perumahan akan diarahkan kepada pengembang dan kontraktor agar mendapatkan akses pendanaan yang lebih mudah dan terjangkau.
Sementara dari sisi permintaan, KUR dapat dimanfaatkan untuk pembangunan homestay di kawasan wisata unggulan seperti Bali, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Utara.
“Jadi dari segi supply dan demand-nya sudah siap,” tambahnya.
Menurut Ara, program ini didukung oleh sejumlah pemangku kepentingan termasuk Danantara, sejumlah BUMN, serta dikoordinasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Saat ini, regulasi teknis tengah difinalisasi.
“Sekarang dalam proses tanda tangan, yaitu tanda tangan Menko Perekonomian untuk Peraturan Menko, kemudian Peraturan Menteri Keuangan, dan Peraturan Menteri Perumahan,” jelas Ara.
25 Ribu Rumah Subsidi Siap Diluncurkan September 2025
Menteri PKP Lapor ke Presiden untuk Pembangunan Massal 25 Ribu Rumah Subsidi
Selain melaporkan kesiapan KUR Perumahan, Ara juga menyampaikan rencana peluncuran pembangunan massal 25 ribu rumah subsidi yang akan digelar pada September 2025, dan direncanakan dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo.
“Rencananya secara masif di bulan September sekitar 25 ribu, minimal 25 ribu unit rumah subsidi yang akan diluncurkan,” kata Ara.
Program tersebut merupakan bagian dari peningkatan kuota rumah subsidi nasional tahun 2025 yang mencapai 350 ribu unit, naik signifikan dibandingkan alokasi sebelumnya yang hanya berkisar 200 ribu unit.
Alokasi rumah subsidi telah ditentukan untuk sejumlah kelompok masyarakat. Petani, nelayan, buruh, dan guru masing-masing mendapat alokasi 20 ribu unit. Sementara sopir mendapatkan 8 ribu unit, dan pekerja media mendapat 3 ribu unit.
Ara juga menyampaikan bahwa skema pembiayaan rumah subsidi menggunakan bunga 5 persen dan uang muka hanya 1 persen, jauh lebih terjangkau dibandingkan skema rumah komersial.
“Bunganya hanya 5 persen karena disubsidi, kalau komersial itu 12 persen. DP-nya 1 persen, jadi peminatnya sangat banyak sekali,” pungkasnya.