BI: Kesepakatan Tarif RI-AS Dorong Stabilitas Pasar dan Arus Modal Masuk

EBuzz – Bank Indonesia (BI) menyambut positif kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat yang baru saja diumumkan. Gubernur BI Perry Warjiyo menilai bahwa kesepakatan tersebut memberikan kepastian bagi pelaku pasar, serta berpotensi mendorong aliran modal asing jangka pendek ke Tanah Air.

Dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli 2025, Perry menyebut bahwa kesepakatan tarif antara kedua negara akan berdampak positif terhadap ekspektasi pasar, pengambilan keputusan bisnis, dan stabilitas keuangan nasional.

“Kami memandang kesepakatan ini akan memberikan dampak positif secara keseluruhan, baik terhadap ekspektasi pasar maupun arus masuk modal asing dalam jangka pendek,” kata Perry di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Gubernur BI : Kesepakatan Tarif RI-AS Dorong Keyakinan Pelaku Usaha

Selain itu, Perry menilai adanya peningkatan keyakinan dari pelaku usaha dan sektor keuangan, seperti perbankan, dalam mengambil langkah strategis pasca adanya kejelasan kebijakan dagang antara Indonesia dan AS.

“Ini juga akan mendorong pelaku usaha dan sektor keuangan untuk lebih percaya diri dalam merancang keputusan bisnis ke depan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bank Indonesia juga meyakini bahwa kesepakatan tarif ini akan menjadi faktor penopang positif terhadap prospek ekonomi Indonesia, mulai dari pertumbuhan ekonomi, stabilitas nilai tukar, kebijakan moneter, hingga dinamika pasar keuangan.

Menurutnya, kesepakatan ini diperkirakan akan memperkuat posisi Indonesia di mata investor global, terutama di tengah upaya pemerintah memperluas akses pasar internasional dan mendorong kinerja ekspor nasional.

“Kami menilai hasil ini cukup positif, mengingat dinamika global yang sedang berlangsung dan pentingnya kejelasan bagi dunia usaha,” pungkas Perry.

Sementara itu, mengenai tarif sebesar 19% yang disepakati untuk beberapa produk ekspor Indonesia ke AS, Perry menilai bahwa hal tersebut merupakan hasil perundingan yang cukup baik dalam konteks hubungan dagang bilateral.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini