EBuzz – PT Indokripto Koin Semesta Tbk resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham COIN, pada Rabu (9/7/2025). Perseroan menjadi emiten ke-18 yang melantai di BEI tahun ini dan mencetak sejarah sebagai ekosistem Bursa Aset Kripto pertama di dunia yang terdaftar di pasar modal.
Dalam masa penawaran umum perdana (IPO) yang berlangsung pada 2–7 Juli 2025, saham COIN disambut antusias oleh investor, dengan oversubscription mencapai lebih dari 180 kali dan lebih dari 200.000 calon investor berpartisipasi.
Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, menyampaikan bahwa pencapaian ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto sebagai instrumen investasi yang semakin diterima secara luas.
“Ini adalah momentum penting yang akan mendorong terbentuknya ekosistem aset kripto yang transparan, teregulasi, dan menjunjung tinggi prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” kata Ade dalam seremoni pencatatan saham di Jakarta.
Ade menambahkan bahwa transformasi COIN menjadi perusahaan terbuka semakin memperkuat komitmen Perseroan dalam membangun ekosistem kripto nasional yang kredibel, akuntabel, dan dapat diawasi oleh publik.
Sementara itu, Direktur Keuangan COIN, Abraham Nawawi, menyebutkan bahwa IPO COIN berhasil menghimpun dana sebesar Rp220 miliar, dengan harga penawaran Rp100 per saham. Dana tersebut akan digunakan untuk modal kerja dua entitas anak, yaitu 85% untuk CFX dan 15% untuk ICC.
Abraham menambahkan bahwa hingga akhir Desember 2024, COIN mencatat net profit margin sebesar 42,32%, dengan pendapatan yang meningkat signifikan secara tahunan. Perseroan juga optimistis menatap akhir 2025, terutama lewat pengembangan produk baru seperti derivatif kripto, yang menjadi instrumen lindung nilai saat harga aset spot mengalami penurunan.
“CFX akan terus memperluas produk derivatif sebagai alat lindung nilai, untuk menjaga likuiditas dan minat transaksi di saat pasar kripto berfluktuasi,” jelas Abraham.
Menjadi Pusat Transaksi Kripto Regional
Dengan pencatatan saham COIN di BEI, Ade menilai bahwa Indonesia kini memiliki landasan kuat untuk mengembangkan perdagangan kripto lintas negara, dengan pengawasan dan infrastruktur bursa yang mumpuni.
“Ini bukan sekadar pencapaian COIN, tapi juga langkah besar bagi Indonesia untuk tampil sebagai pemain utama industri kripto Asia Tenggara, bahkan dunia,” tutupnya.
Berdasarkan laporan terbaru Chainalysis Global Crypto Adoption Index, Indonesia kini berada di peringkat ketiga dunia dalam hal adopsi kripto, naik dari posisi ke-7 sebelumnya. Hingga April 2025, jumlah pengguna aset kripto nasional telah menembus 14,16 juta orang, melonjak dari 12 juta pada awal tahun.
Transaksi kripto nasional pun terus meningkat, dengan nilai transaksi mencapai Rp650,61 triliun pada akhir 2024, didorong oleh meningkatnya kepercayaan dan regulasi yang lebih jelas melalui CFX dan ICC.