Pasca IPO, Modal Inti Superbank (SUPA) Melonjak Jadi Rp8 Triliun

EBuzz – PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi naik kelas ke Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2 setelah modal inti perseroan melonjak menjadi Rp8 triliun. Kenaikan kelas ini terjadi seiring rampungnya IPO Superbank di Bursa Efek Indonesia.

Presiden Direktur Super Bank Indonesia Tigor M. Siahaan mengungkapkan, sebelum IPO modal inti perseroan berada di level Rp5,3 triliun. Dengan tambahan dana hasil penawaran umum, modal inti SUPA meningkat 50,1%, sekaligus mengantarkan bank digital tersebut keluar dari KBMI 1 menuju KBMI 2.

“Dengan posisi modal saat ini, kami menilai kebutuhan permodalan untuk jangka pendek hingga menengah sudah sangat memadai. Karena itu, dalam beberapa tahun ke depan belum ada rencana penambahan modal inti,” ujar Tigor kepada pers usai seremoni pencatatan saham di Gedung BEI, Rabu (17/12/2025).

Tigor menambahkan, pasca IPO manajemen Superbank optimistis kinerja pengembalian investasi dan pertumbuhan pendapatan dapat berlanjut secara berkelanjutan. Optimisme tersebut ditopang oleh fundamental bisnis yang solid serta strategi ekspansi agresif, khususnya pada segmen ritel dan UMKM.

Dari sisi permodalan, hingga Oktober 2025 capital adequacy ratio (CAR) Superbank tercatat mencapai 47,77%, melonjak dari 35,89% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara penyaluran kredit hingga akhir kuartal III-2025 telah mencapai Rp9,04 triliun, tumbuh 84% secara tahunan (YoY), didorong oleh ekspansi pembiayaan ritel dan UMKM.

“CAR kami sejalan dengan pertumbuhan aset dan kredit yang akan kami akuisisi. Karena itu, sekitar 70% dana IPO kami alokasikan untuk mendukung pertumbuhan penyaluran kredit ke depan,” jelasnya.

Kantongi Dana IPO Rp2,79 Triliun

Melalui IPO, Superbank berhasil menghimpun dana Rp2,79 triliun dengan melepas 4,4 miliar saham baru ke publik pada harga Rp635 per saham. Dana tersebut akan digunakan untuk memperkuat distribusi kredit, khususnya ke segmen ritel dan UMKM, yang juga ditopang integrasi layanan Superbank dengan ekosistem Grab dan OVO. Superbank sendiri merupakan bank digital yang didukung oleh Grup Emtek, Grab, Singtel, dan Kakao.

Sementara itu, Direktur Keuangan Superbank Melisa Hendrawati menyebutkan, belanja modal tersebut mencakup pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, sistem pembayaran digital, penguatan infrastruktur teknologi informasi, sistem operasional, serta investasi jangka panjang.

“Fokus kami tidak hanya pada pertumbuhan kredit, tetapi juga pada penguatan fondasi teknologi agar bisnis dapat tumbuh berkelanjutan,” ujar Melisa.

Ia juga mengatakan, kinerja transaksi digital Superbank juga menunjukkan tren positif. Hingga akhir kuartal III-2025, rata-rata nilai transaksi harian di platform Superbank tercatat melampaui Rp1 juta, tumbuh sekitar 40% YoY. Sekitar 60% transaksi berasal dari ekosistem Grab, sementara sisanya dari luar ekosistem.

Seiring sentimen positif IPO dan kenaikan kelas KBMI, saham SUPA langsung mendapat sambutan pasar. Pada perdagangan perdana, saham SUPA melonjak 24,41% ke level Rp790, menyentuh auto reject atas (ARA) hingga akhir sesi I perdagangan Rabu.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini