EBuzz – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya buka suara soal strategi besar dalam membenahi fenomena saham gorengan yang kerap menjebak investor ritel. OJK menilai, masalahnya yakni likuiditas tipis sehingga harga mudah digoyang oleh pemain tertentu.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa kunci utama memperkaya likuiditas pasar adalah meningkatkan free float atau porsi saham yang beredar bebas di publik.

“Dengan free float besar dan aktivitas makin lebar, tebal, maka tidak mudah untuk memengaruhi harga lagi,” ujar Mahendra di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/12/2025). (4/12).
Mahendra menambahkan, OJK juga tengah mendorong pemberian insentif bagi emiten yang berani menaikkan free float. Salah satu opsi yang dibahas: pengurangan PPh Badan sebagai stimulus fiskal agar perusahaan lebih terbuka melepas saham ke publik.
”Langkah ini diharapkan menciptakan pasar yang lebih likuid dan tahan banting terhadap praktik manipulasi harga,” tuturnya.
Selain mempertebal likuiditas, OJK memastikan penegakan hukum tetap agresif. Mahendra menegaskan proses pengawasan dan pembuktian terkait dugaan manipulasi harga berjalan berkesinambungan.
Sanksi administratif, penalti, pembatasan perdagangan, hingga tindakan lanjutan terus dilakukan terhadap pihak yang melanggar.
“Harus cukup yakin terhadap penyelesaian solusi menyeluruh. Ini tidak bisa dipotong-potong,” tegas Mahendra.
Dorong Investor Institusi Masuk

Menurut Mahendra, kehadiran investor institusi domestik dan kemudahan masuknya investor baru merupakan elemen penting membangun pasar yang dalam dan stabil.
Di sisi lain, OJK terus menyederhanakan proses perizinan dan mempermudah aturan agar partisipasi pasar semakin luas.
”Pembenahan pasar modal khususnya terkait saham gorengan tidak bisa dilakukan secara parsial,” tutupnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengirimkan sinyal tegas ke OJK untuk segera membereskan praktik saham goreng dalam kurun waktu 6 bulan.
Hingga kini, Purbaya mencatat bahwa meski keberadaan kelompok penggoreng saham masih terlihat jelas, belum ada satu pun yang benar-benar diproses dan dihukum.
Purbaya menegaskan bahwa, risiko pasar modal bagi investor ritel masih tinggi, terutama akibat ulah spekulan yang memainkan harga saham secara agresif dan menyesatkan.

Mantan Ketua LPS ini pun berjanji, jika praktik saham gorengan beres dalam 6 bulan maka, pemerintah akan memberikan insentif mulai dari keringanan pajak hingga stimulus pasar.
“Yang paling penting pertama adalah Anda untung dan nggak kejebak sama tukang goreng saham,” tegas Purbaya.
Mantan Ketua LPS ini pun berjanji, jika praktik saham gorengan beres dalam 6 bulan maka, pemerintah akan memberikan insentif mulai dari keringanan pajak hingga stimulus pasar.

