EBuzz – PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membukukan kinerja operasional yang kembali menanjak di 2025. Hingga Oktober, Perseroan sukses menangani total 980.612 unit kargo konsolidasi, terdiri dari CBU, truk/bus, hingga alat berat.
Pertumbuhan paling agresif hadir dari segmen truk/bus yang melesat 43,13% YoY atau naik 59.241 unit. Lonjakan ini utamanya berasal dari distribusi truk dan bus listrik yang dibutuhkan untuk mendukung hilirisasi mineral di berbagai area tambang.

Di sisi lain, kargo alat berat mencapai 26.722 unit, tumbuh 25,57% YoY. Sementara konsolidasi CBU secara total melonjak menjadi 757.307 unit, naik 7,49% YoY.
Menurut Endah Dwi Liesly, Sekretaris Perusahaan IPCC menjelaskan bahwa, capaian ini tumbuh 13,61% YoY atau setara 117.485 unit tambahan, menjadikan IPCC salah satu pemain pelabuhan otomotif dengan pertumbuhan tercepat di portofolio Pelindo. Selain itu, kinerja solid ini dicapai di tengah ketidakpastian ekonomi global dan domestik.
“IPCC menunjukkan komitmen untuk tetap tumbuh berkelanjutan dan terus meningkatkan kinerja,” ujar Endah. (2/12).
Endah menambahkan, pendorong terbesar pertumbuhan datang dari kinerja ekspor otomotif, khususnya CBU. Hingga Oktober 2025, IPCC berhasil menangani 318.115 unit CBU, meningkat 8,13% YoY atau bertambah 23.926 unit.
Sementara itu, tren kendaraan listrik (EV) juga terus menguat. IPCC mencatat 82.967 unit EV masuk-terminal—mencakup BEV, HEV, dan PHEV—atau 9,12% dari total CBU. Brand Asia seperti BYD, Vinfast, dan AION mendominasi pergerakan.
”Vietnam menjadi pasar paling agresif dengan 65.852 unit mobil Indonesia yang dikirim melalui IPCC, menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu basis produksi otomotif terbesar di Asia Tenggara,” lanjutnya.
Integrasi Terminal & PTOS-C Jadi Senjata Baru IPCC

Endah menjelaskan bahwa integrasi terminal satelit Belawan, Pontianak, Makassar, Balikpapan hingga Banjarmasin menjadi keunggulan struktural bagi Perseroan. “Ini mewujudkan konektivitas layanan dan memberi benefit langsung bagi pelanggan,” ujarnya.
Tahun 2025 juga menandai implementasi penuh sistem operasi PTOS-C, sebuah lompatan digitalisasi yang memperkuat efisiensi dan akurasi data operasional. Sistem ini dirancang untuk menghubungkan seluruh terminal dan memperluas kemampuan IPCC dalam layanan logistik modern.
”IPCC juga memperkuat kerja sama dengan sejumlah automaker dalam layanan Pre Delivery Center (PDC) serta menjadi mitra strategis pabrikan Tiongkok dalam mengelola distribusi dari terminal ke Regional Distribution Center (RDC) di Bekasi. Langkah ini memperbesar porsi bisnis Cargo Distribution Management (CDM) di berbagai wilayah operasi,” jelas Endah.
Memasuki kuartal IV-2025, manajemen memproyeksikan kinerja penuh tahun ini akan lebih tinggi dari 2024, sejalan dengan akselerasi digitalisasi, perluasan terminal, dan strategi layanan terpadu.
“Dengan sistem PTOS-C, kolaborasi yang lebih kuat, serta transformasi pola operasi di seluruh terminal, kami optimistis kinerja keuangan IPCC akan mencetak hasil lebih baik dari tahun lalu,” tegasnya.

