Indika Energy (INDY) Setop Andalkan Batubara di 2026, Begini Rencananya

EBuzz – PT Indika Energy Tbk (INDY) menetapkan target ambisius, yakni 50% pendapatan 2026 harus berasal dari sektor non-batu bara. Hal tersebut didorong dari percepatan pengembangan tambang emas Awak Mas di Luwu, Sulawesi Selatan.

Director & Group Chief Financial Officer INDY, Retina Rosabai, menegaskan bahwa proyek emas ini menjadi prioritas utama kapital belanja tahun depan. Hingga Oktober 2025, konstruksi Awak Mas telah mencapai 43% progres fisik.

Sebelumnya, INDY telah mengakuisisi 100% saham PT Masmindo Dwi Area, pemegang Kontrak Karya Generasi ke-7 yang mengelola tiga area tambang, yaitu Awak Mas, Terra, dan Salo Bulo dengan total konsesi 14.390 hektare. Namun, area yang dikembangkan baru 10% atau 1.444 hektare.

“Kami menargetkan completion of development pada 2026, sehingga produksi percobaan dapat dimulai pada akhir 2026 dan commercial production pada kuartal I-2027. Mayoritas capex 2026 akan dialokasikan untuk Awak Mas,” ujar Retina dalam Paparan Publik 2025 di Jakarta, Kamis (27/11).

Retina menambahkan, untuk Awak Mas, potensi cadangan terukur mencapai 1,51 juta ons, dengan total sumber daya 2,55 juta ons. Produksi awal diperkirakan 100.000 ons per tahun, dengan grade 1,37 gram per ton. Proyeksi umur tambang sekitar 15 tahun, dengan peluang operasi lanjutan hingga 2070 melalui mekanisme IUP-K.

”Hingga Oktober 2025, Indika telah menggelontorkan US$234 juta untuk pengembangan. Proses kompensasi lahan pun nyaris tuntas, mencapai 99%,” imbuhnya.

Untuk mempercepat penyelesaian proyek, INDY sebelumnya mengamankan fasilitas sindikasi US$375 juta dari empat bank pada Juni 2025. Namun kebutuhan dana terus meningkat seiring percepatan konstruksi.

“Kami sedang berdiskusi dengan beberapa bank untuk potensi upsize loan,” jelas Retina.

Harga Emas Diprediksi Terbang di 2026

Dengan kontribusi batu bara yang diperkirakan terus menurun, 2026 akan menjadi titik balik strategis bagi Indika Energy. Bisnis emas melalui Masmindo disiapkan sebagai pilar pertumbuhan jangka panjang, sekaligus penopang pendapatan non-batu bara.

“Diversifikasi adalah fondasi pertumbuhan kami ke depan. Tambang emas Awak Mas akan menjadi motor utama transformasi pendapatan Indika Energy,” katanya.

Sementara itu, Director & Group Chief Corporate Service Officer INDY, Johanes Ispurnawan, menambah optimisme. Menurutnya, outlook harga emas global sangat mendukung. Ia menambahkan, produksi bisa meningkat menjadi 150.000 ons pada 2028 apabila operasi berjalan optimal.

“Kami memperkirakan harga emas berada di kisaran US$4.000–US$4.200 per troy ounce pada 2026. Jika harga mencapai US$4.200, output 100.000 ons di tahun pertama akan sangat menguntungkan,” tegas Johanes.

Terbaru

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini