EBuzz – Rencana besar pemerintah untuk menggabungkan tujuh perusahaan BUMN Karya kembali mengalami tarik-ulur. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau BPI Danantara memastikan proses merger tersebut batal direalisasikan tahun ini dan di-carry forward ke kuartal I-2026.
Dengan mundurnya target, konsolidasi besar BUMN Karya kembali memasuki babak panjang. Pemerintah dan Danantara harus merampungkan pekerjaan rumah finansial sebelum mimpi menciptakan super holding konstruksi bisa diwujudkan pada 2026.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa pengunduran jadwal tidak bisa dihindari. Alasannya sederhana namun fundamental, yakni kondisi keuangan para BUMN Karya masih terlalu rapuh untuk langsung digabungkan.
Akar Masalah: Utang Menumpuk, Keuangan Rapuh

Dony tidak menutupi bahwa setumpuk persoalan finansial masih menghambat merger. Restrukturisasi utang menjadi pekerjaan rumah terbesar, bahkan disebut sebagai kondisi yang cukup dalam bagi mayoritas perusahaan konstruksi negara tersebut.
“Problematika di Karya banyak sekali, termasuk restrukturisasi utang-utang. Problem keuangan mereka cukup dalam,” tegasnya.
Dony yang sekaligus menjabat sebagai Kepala BP BUMN menegaskan bahwa, Danantara akan fokus memperbaiki perusahaan yang memiliki persoalan paling berat. Adapun langkah-langkah yang disiapkan mencakup, impairment aset, kemudian revaluasi aset, serta penataan ulang struktur keuangan.
”Targetnya, setiap perusahaan memiliki pondasi keuangan yang stabil sebelum dibawa masuk ke super holding,” sambung Dony.
Meski jadwal bergeser, Dony menjamin merger tetap akan dilaksanakan. Saat ini Danantara masih membedah skenario terbaik yang dapat memperkuat industri konstruksi BUMN setelah penggabungan.

“Mergernya sudah pasti, tapi kita sedang mengkaji bentuk terbaiknya agar Karya menjadi lebih kuat ke depan,” jelasnya.
Dony juga meluruskan kabar soal potensi RUPS Luar Biasa di beberapa BUMN Karya pada akhir tahun. Ia memastikan agenda tersebut bukan terkait merger, melainkan penyesuaian anggaran dasar dengan aturan baru.
“Hampir semua BUMN akan melakukan RUPS untuk perubahan anggaran dasar sesuai regulasi baru. Jadi bukan langsung terkait Karya,” kata Dony.
Danantara saat ini masih menjalankan deep review terhadap tujuh entitas yang akan digabungkan yaitu, Hutama Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Adhi Karya, PTPP, Brantas Abipraya, dan Nindya Karya. Tahap ini dianggap krusial sebelum masuk ke proses konsolidasi struktural.

