EBuzz – PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dalam lima tahun ke depan mengalokasikan belanja modal jumbo hingga US$600 juta untuk mendanai proyek-proyek berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Langkah ini menjadi bagian dari “TBS 2030 Roadmap”, yang menandai babak baru perjalanan perusahaan: menutup era batu bara dan membuka era energi hijau.
“TBS kini fokus pada tiga pilar bisnis utama di luar batu bara, yakni manajemen limbah (waste management), energi baru dan terbarukan (new energy), serta kendaraan listrik (EV),” ujar Juli Oktarina, Direktur TBS Energi Utama, dalam acara TBS Redefine di Jakarta, Rabu (12/11/2026). (13/11).
Menurut Juli, fase transisi ini juga mencakup penutupan tambang secara bertahap dan reklamasi lahan sesuai ketentuan pemerintah.
“Cadangan batu bara kami akan habis dalam 1–2 tahun. Karena itu, fokus kami sekarang adalah transisi yang bertanggung jawab dari sisi lingkungan, tenaga kerja, dan ekonomi lokal,” jelasnya.
Identitas Baru, Arah Baru

Transformasi TBS tak hanya di level bisnis, tapi juga pada identitas perusahaan. Bersamaan dengan strategi hijau, TBS meluncurkan logo baru yang menggambarkan kesinambungan dan kemakmuran.
Presiden Direktur & CEO Dicky Yordan menjelaskan bahwa logo baru berbentuk angka 8 (infinity)dengan motif tenun ikat Nusantara simbol kolaborasi, budaya, dan keberlanjutan.
“Transformasi ini bukan hanya soal visual, tapi tentang arah baru perusahaan: menghadirkan solusi hijau yang memberi nilai ekonomi dan sosial,” ujar Dicky.
Dengan investasi masif hingga US$600 juta dan fokus pada tiga pilar hijau, TBS ingin menegaskan posisinya sebagai perusahaan energi bersih terdepan di Indonesia mendukung target nasional Net Zero Emission 2060.
“Kami tidak ingin menjadi bagian dari masalah, tapi bagian dari solusi,” katanya.
Transformasi ini menempatkan TBS sebagai contoh nyata perusahaan nasional yang berani keluar dari zona nyaman dan berinvestasi besar untuk masa depan hijau Indonesia.

