EBuzz – Komitmen PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dalam menjalankan praktik agribisnis berkelanjutan kembali mendapat pengakuan nasional. Emiten perkebunan sawit grup Astra ini berhasil meraih Women in SDGs Action Award 2025 untuk kategori SDG 13 – Penanganan Perubahan Iklim.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Direktur Astra Agro Lestari, Tingning Sukowignjo, atas kepemimpinannya dalam mendorong strategi mitigasi perubahan iklim dan penerapan praktik keberlanjutan di industri kelapa sawit nasional.

“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperkuat inisiatif pengurangan emisi dan efisiensi energi di seluruh lini bisnis. Kami percaya bahwa agribisnis yang bertanggung jawab adalah kunci bagi masa depan bumi yang lebih hijau,” ujar Tingning, di Jakarta, Rabu (12/11).
Selain fokus pada lingkungan, Astra Agro juga menempatkan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender sebagai bagian penting dalam strategi keberlanjutan. Perusahaan memberi ruang setara bagi perempuan di posisi manajerial dan kepemimpinan strategis, termasuk di bidang sustainability, komunikasi, dan community development.
Astra Agro juga menggulirkan program pelatihan kewirausahaan, pengembangan koperasi perempuan, serta program pendidikan dan kesehatan keluarga di wilayah operasionalnya. Inisiatif ini sejalan dengan SDG 5 – Kesetaraan Gender, yang mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahteraan perempuan di pedesaan.
“Kami percaya bahwa keberagaman dan kesetaraan gender menghadirkan perspektif baru dalam inovasi dan pengambilan keputusan. Setiap individu, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan untuk berkembang dan memberi dampak positif bagi masyarakat,” tegasnya.
ESG Jadi Fondasi Bisnis Berkelanjutan

Tingning menambahkan, keberhasilan bisnis tak hanya diukur dari pencapaian finansial, tetapi juga dari dampak sosial dan lingkungan. Perusahaan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) secara menyeluruh, memastikan bahwa setiap keputusan bisnis memperhatikan keberlanjutan jangka panjang.
Kolaborasi lintas pemangku kepentingan juga menjadi bagian penting strategi keberlanjutan Astra Agro.
“Melalui kerja sama dengan pemerintah, lembaga riset, dan organisasi masyarakat sipil, perusahaan aktif mendorong edukasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim,” pungkas Tingning.
Hingga akhir 2024, Astra Agro berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 15,14% dibandingkan tahun sebelumnya, dan menargetkan penurunan 30% pada 2030. Upaya ini dijalankan melalui berbagai langkah, mulai dari pembangunan fasilitas methane capture, penggunaan pupuk hayati, hingga substitusi batu bara dengan biomassa atau shells.

