EBuzz – PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menilai tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) serta kondisi likuiditas yang semakin longgar dapat mengurangi ketatnya persaingan antarbank dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK).
Direktur BCA, Haryanto T. Budiman, mengatakan dengan kondisi bunga yang lebih rendah, kompetisi memperebutkan DPK di industri perbankan diharapkan tidak lagi seintens tahun lalu.
“Dengan penurunan bunga dan makin banyaknya likuiditas, mudah-mudahan persaingan antarbank untuk mendapatkan DPK juga akan berkurang,” ujarnya dalam konferensi pers BCA Wealth Summit 2025, di Jakarta, Rabu (10/9/2025). (11/9).
Haryanto menambahkan, sepanjang 2024 saat BI menaikkan suku bunga acuan, BCA tetap menjaga stabilitas suku bunga pinjaman, terutama di segmen konsumer. Ia menegaskan bahwa bunga pinjaman BCA tidak ikut melonjak, bahkan bunga deposito pun relatif tidak agresif dibanding bank lain.
BBCA Patok Pertumbuhan Kredit 6 – 8 Persen

Seiring tren pelonggaran moneter sejak akhir tahun lalu, BCA mulai menyesuaikan bunga pinjaman di sektor korporasi. Namun untuk kredit konsumer, bunga tetap terjaga demi mendukung daya beli masyarakat.
“Konsumsi adalah penopang utama pertumbuhan ekonomi. Itu sebabnya kami berupaya menjaga daya beli masyarakat lewat beragam produk, terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR),” jelas Haryanto.
Minat masyarakat terhadap kredit konsumer, khususnya KPR, menurut Haryanto masih menunjukkan tren positif. Dalam BCA Expo 2025 yang digelar secara offline dan online hingga akhir September, permintaan pembiayaan properti masih tinggi.
“Properti punya multiplier effect besar. Karena itu BCA sangat berkomitmen di KPR, bukan hanya mendukung sektor properti tapi juga seluruh ekosistem terkait,” tambahnya.
Dengan kondisi tersebut, BCA tetap optimistis dapat mencapai target pertumbuhan kredit di kisaran 6–8% hingga akhir 2025, sesuai rencana bisnis bank (RBB) yang telah ditetapkan.

